Selasa, 05 Januari 2010

MANAJEMEN STRATEGI

Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategi adalah suatu seni (keterampilan), teknik, dan ilmu merumuskan, mengimplmentasikan, dan mengevaluasi serta mengawasi berbagai keputusan fungsional organisasi (bisnis dan non bisnis) yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal, yang senantiasa berubah sehigga memberikan kemampuan kepada organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Defnisi ini secara tidak langsung menunjuk dan memusatkan pada pengintegrasian manajemen, pemasaran, sumberdaya manusia, keuangan,riset dan pengembangan.

Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi terdiri dari 4 (empat) tahapan: (a) perumusan (formulasi) strategi, (b) implementasi strategi, dan (c) evaluasi strategi.

Formulasi Strategi, meliputi pengembangan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, mengumpulkan alternatif, serta memilih strategi-strategi khusus yang akan diberlakukan untuk kasus-kasus tertentu. D dalam formulasi strategi telah mencakup tentang obyek organisasi baru yang akan digarap, obyek bisnis yang akan ditinggalkan, pengalokasian sumber daya (baik sumber daya finansial maupun sumber daya non finansial), apakah perlu mengembangkan kegiatan atau diversifikasi produk, apakh akan masuk pasar internasional atau cukup pada pasar domestik, apakah diperlukan merger atau tidak, dan bagaimana menghindarkan diri dari pengambilalihan organisasi oleh pesaing. Karena tidak ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, maka strategi harus berni memutuskan strategi alternatif mana yang akan memberi dampak positif terbaik sehingga akan memberikan keuntungan optimal bagi perusahaan. Strategi harus memberikan keunggulan komparatif dan pada khirnya dalam jangka panjang dapat memberikan keunggulan kompetitif.

Mengimplementasikan strategi, sering juga disebut sebagai tahapan dari tindakan manajemen strategi. Dalam tahapan ini perusahaan menetapkan atau merumuskan tujuan perusahaan tahunan (annual objective of business), memikirkan dan merumuskan kebijakan, motivasi karyawan serta mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi meliputi budaya yang mendukung pengembangan organisasi bisnis, menciptakan struktur organisasi yang efektif, merefleksikan berbagai usaha pemasaran, mempersiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, serta memotivasi individu agar mau melaksanakan dan berkerja sebaik mungkin. Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi yang juga harus diimbangi dengan imbalan yang memadai.

Mengevaluasi dan Mengawasi Strategi, evaluasi dan eratpengawasan merupakan tahap terakhir dalam proses strategi. Semua strategi merupakan subyek modifikasi di masa yang akan datang, sebab berbagai faktor internal dan eksternal akan selalu mengalami perubahan. Evaluasi strategi mencakup 3 hal, yaitu (1) mereview faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi yang sedang berlangsung, (2) mengukur kinerja yang telah dilakukan, dan (3) mengambil berbagai tindakan perbaikan. Evaluasi sangat diperlukan bagi suatu organisasi bisnis, sebab keberhasilan usaha saat ini tidak akan menjadi keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Bahkan keberhasilan saat ini dapat menimbulkan persoalan-persoalan baru yang berbeda. Demikian juga apabila terjadi kegagalan, maka persoalan baru muncul dan harus dihadapi agar menghidupkan kembali usaha yang sudah gagal.

Dalam suatu organisasi yang besar, proses formulasi, implementasi, evaluasi dan pengawasan strategi terdapat pada 3 (tiga) tingkatan hirarki, yaitu tingkatan corporate, tingkatan unit bisnis (divisi), dan tingkatan fungsional. Dari uraian di atas proses manajemen strategi dapat digambarkan sebagai berikut:

PROSES MANAJEMEN STRATEGI


Mengimplementasikan strategi

Menetapkan

arah dan Misi

Memahami

Lingkungan

Memformulasi

kan Strategi

Mengevaluasi dan

Mengawasi Strategi


PRINSIP MANAJEMEN STRATEGI

1. Perencanaan Strategis Menembus (merembes),

Semua manajer pada berbagai divisi harus belajar berfikir strategis. Semua tingkat manajerial temasuk supervisor akan terlibat dalam manajemen strategi dengan cara tertentu. Setiap tingkat pola dan cara yang akan diambil berbeda, tetapi mengarah pada suatu tujuan yang telah ditetapkan.

2. Proses Perencanaan Komprehensif, artinya perencaan di dasarkan pada kebutuhan dan pengembangan usaha, bukan di buat asal-asalan.


KOMPONEN PROSES MANAJEMEN STRATEGI

1. Misi Perusahaan (organisasi), menggambarkan tujuan atau alasan mengenai keberadaan organisasi (perusahaan). Di dalam misi telah mencakup tipe, ruang lingkup dan karekteristik aktivitas yang akan dikerjakan

2. Tujuan, yang merupakan hasil akhir dari suatu aktivitas atau kinerja.Dalam tujuan ini akan dtegaskan apa yang akan dicapai, kapan, berapa yang harus dicapai.

3. Strategi, yaitu keterampilan dan ilmu memenangkan persaingan. Karena persaingan merupakan perebutan pangsa pasar (konsumen), sedangkan konsumen stiap saat mengalami perubahan, maka strategi harus dikelola sedemikian rupa agar tujuan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang perusahaan dapat trcapai.

4. Kebijakan, yaitu cara mencapai tujuan perusahan. Kebijakan meliputi garis pedoman, aturan dan peraturan serta prosedur guna mendukung usaha pencapaian tujuan.

5. Profil Perusahaan, yang menggambarkan keaadan perusahaan baik dari sisi keuangan, sumberdaya manusia, dan sumberdaya pisik.

6. Lingkungan ekternal, semua kekuatan yang akan mempengruhi pilihan strategi sert mendefinisikan situasi kompotitifnya.

7. Lingkungan Internal, meliputi semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan.

8. Analisis Strategi dan Pilihan, terutama ditujukan pada keputusan investasi untuk masa yang akan datang.

9. Strategi Unggulan, yaitu rencana umum dan komprehensif dari semua tindakan utama yang ditujukan kepada pencapaian tujuan dalam lingkungan yang dinamis.

10. Strategi Fungsional, merupakan penjabaran dari strategi umum yang akan dilaksanakan oleh bagian-bagian (divisi)

11. Pelembagaan Strategi.















MODEL MANAJEMENSTRATEGi


TUJUAN DAN MISI PERUSAHAAN

Lingkungan Ekternal

(Global dan Domsti)

Profil dan Lingkungan

Internal Perusahaan

Analisis Dan Pilihan Strategi

Strategi Jangka Panjang

STRATEGIOPERASI

KEBIJAKAN

PELAKSANAAN

PENGAWASAN

DAN EVALUASI

Pengaruh langsung

Pengaruh tidak langsung




PIJAKAN DASAR UNTUK MANAJEMEN STRATEGI


Manajer strategi yang ingin berhasil harus dapat menganalisis fungsi utama bisnis yang ada di dalam organisasi dan mengerti bagaimana mempengaruhi proses manajemen strategi serta bagaimana pula cara mengintegrasikannya Manfaat hubungan antara fungsi bisnis dan proses manajemen strategi tidak boleh diabaikan.

Secara umum ada tiga fungsi utama bisnis, yaitu produksi, pemasaran, dan keuangan. Selain itu terdapat juga fungsi yang lain seperti sumberdaya manusia, riset dan pengembangan, serta hubungan dengan masyarakat. Kesemuanya mempunyai pengaruh langsung, utama, dan sangat besar terhadap proses manajemen strategi.


Fungsi Produksi Dalam Manajemen Strategi

Produksi merupakan nama lain dari operasi. Fungsi produksi dikejakan oleh orang-orang yang ada di dalam organisasi yang bertugas menghasilkan barang dan jasa (produk) yang nantinya akan dikirim kepada konsumen. Produk yang dihasilkan baik ukuran, kuantitas, kualitas, maupun harganya harus sesuai dengan karekteritik konsumen, karena jika tidak konsumen akan menolaknya. dari sisi produsen. Jadi pada akhirnya konsumen adalah penentu segala-galanya.

Fungsi Pemasaran Dalam Manajemen Strategi

Fungsi pemasaran merupakan dimensi pertama dan utama dari perusahaan. Pemasaran berada pada garis terdepan karena akan berhadapan langsung dengan masyarakat konsumen. Pemasaran meliputi: perencanaan dan pelaksanaan penetapan harga, promosi, dan distribusi produk. Pmasaran juga harus dapat mengetahui secara tepat setiap perubahan yang terjadi dengan prilaku konsumen. Dari hasil pemantauan pemasaran ini dibawa ke rapat manajemen puncak untuk dibahas dan dirumuskan dalam proses manajemen strategi. Analisis pasar akan meliputi: analisis pasar, analisis kecenderungan pasar, analisis peluang pasar, dan analisis segmentasi pasar. Prinsip utama dalam pemasaran adalah bagaimana mengupayakan agar produk yang dihasilkan dapat diterima konsumen.

Fungsi Keuangan Dalam Manajemen Strategi

Fungsi keuangan merupakan aktivitas yang dihasilkan oleh perpaduan dari aktivitas produksi, aktivitas pemasaran, aktivitas sumberdaya manusia, dan aktivitas lainnya. Aktivitas pemasaran merupakan aktivitas yang menghasilkan uang, sedangkan aktivitas lain di luar pemasaran merupakan aktivitas mengeluarkan uang. Pengeluaran uang dapat berbentuk biaya, dapat pula berbentuk beban. Sedangkan enerimaan uang dapat berupa pinjaman, setoran modal, atau penerimaan dari hasil penjualan.

Untuk mengetahui sampai sejauhmana fungsi keuangan berjalan dengan efektif, maka analisis yang dilakukan berhubungan dengan analisis rasio, analisis pulang pokok (break event), analisis nilai sekarang, analisis nilai akan datang, analisis potensi, analisis penyimpangan dan keberhasilan, dan berbagai analisis lainnya. Dalam melakukan analisis di atas data yang diunakan biasanya diambil dari laporan keungan perusahaan.


Fungsi Sumberdaya Dalam Manajemen Strategi

Semua fungsi bisnis tidak akan berjalan dengan sendirinya meskipun telah dilengkapi dengan berbagai peralatan modern. Semua fungsi hanya akan bergerak jika dilengkapi dengan sumberdaya manusia. Kualitas pekerja biasanya sangat tergantung pada kualitas sumberdaya manusia. Semakin baik kualitas sumberdaya manusia, semakin baik pula kinerja dan produk yang dihasilkan dan akan semakin berkualitas pula proses manajemen strateginya. Analisis sumberdaya manusia dalam proses manajemen strategi meliputi: rekrutmen, pelatihan dan pengembangan.

Dalam proses manajemen strategi, penerimaan (rekrutmen) sumberdaya manusia harus melalui proses merit yaitu proses rekrutmen tenaga kerja berdasarkan pertimbangan rasional, obyektif. Tidak dibenarkan menggunakan sistem Spoil, yaitu proses rekrumen berdasarkan pertimbangan kenalan, hubungan baik, keluarga, suka dan tidak suka, serta belas kasihan.

Fungsi Riset dan Pengembangan Dalam Manajemen Strategi

Karena lingkungan perusahaan senantiasa mengalami perubahan dan karena di dalam manajemen strategi setiap perubahan harus diantisipasi, maka untuk mengetahi secara lebih cepat dan tepat tentang perubahan yang terjadi perlu dilakukan penelitian. Perubahan lingkungan biasanya mengarah pada perubahan kualitas yang lebih baik, oleh karenanya penelitian yang dilakukan harus ditujukan untuk pengembangan produk

sumber : google.com + Blogspot

Jangan mencium foto

Toko jasa cuci cetak ekspress jaman sekarang, mempromosikan dapat jadi dalam singkat. Hal ini adalah benar-benar untuk memuaskan para fotografer yang ingin segera dapat melihat hasil bidikannya.

Berikut ini, kami akan uraikan secara singkat jalannya proses cetak yang lengkap :

Proses memunculkan gambar dari sistem cuci cetak ekspres adalah merupakan suatu proses kimia, yang disebut sistem garam perak.

Kertas film disinari - alkali kuat menampakkan gambarnya - asam keras menetapkan gambarnya.

Setelah asam dan basa netral maka akan dihasilkan garam, maka harus disiram dengan air untuk membersihkan garamnya, setelah itu lalu dikeringkan, maka jadilah foto.

Umumnya dalam proses pencucian dengan air yang normal, paling tidak setengah jam baru dapat mencuci bersih secara keseluruhan.

Tetapi, sekarang untuk mengejar cetak ekspress, lalu diganti dengan hanya menggunakan alat rol untuk menekan garamnya agar keluar, sehingga pasti masih ada sisa garam yang tertinggal. Sisa garam ini mengandung racun bila tertelan.

Separah apakah racun ini? Ia bisa mengakibatkan bahan stainless jadi berkarat.

Jika racun garam ini sebegitu jahatnya, lalu mengapa masih menggunakan sistem cuci cetak yang ekspres? Ini adalah kesalahan pelanggan yang terus menerus minta dapat dicuci cetak dengan segera.

Ini juga semacam masalah yang timbul karena keperluan demand dan supply sehingga timbul kondisi kehidupan dengan permasalahan barunya.

Jangan sekali-kali mencium foto, walaupun foto orang yang anda sayangi. Harap diingat, setelah memegang foto harus cuci tangan.

credit : IndonesiaIndonesia + TVXQIndo

Tugas Softskil Kepemimpinan

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. tapi dalam bahasan kali ini kita akan membahas tentang Kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Dan ada pun pengertian menurut Menurut Sarros dan Butchatsky , kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.

II.2 TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Ada pun tipe-tipe dalam kepemimpinan yaitu :
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota - anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang - undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang - orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang - orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang - orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung. Selain itu, dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire atau kendali bebas
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran - saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan - kekacauan dan bentrokan - bentrokan. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata - mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota - anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan saudara - saudaranya. Dalam tindakan dan usaha – udahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran - saran dari kelompoknya. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggota - anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide - ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar - samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
Adapun Tipe-tipe Kepemimpinan berdasarkan para ahli, contohnya adalah sebagai berikut ; Daniel Goleman membagi tipe tipe kepemimpinan menjadi 6 tipe kepemimpinan yaitu :
1. Visionary adalah kepemimpinan yang memiliki Visi sehingga mampu membawa staf ketujuan bersama
2. Coachingadalah kepemimpinan yang memberikan kesempatan pengasuhan ataupun pembelajaran
3. Affiliate adalah kepemimpinan yang mengedepankan keharmonisan ataupun kerja sama antar fungsi
4. Democratic adalah kepemimpinan yang menghargai pendapat ataupun sudut pandang orang lain, sekalipun berbeda
5. Pacesetting adalah kepemimpinan yang mampu memberikan model pencapaian sehingga lebih membumi
6. Commanding adalah kepemimpinan yang dapat bersikap tegas serta berani mengambil resiko, jika diperlukan


II.3 TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.

Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

A. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
• Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
• Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
• Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
• Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya

B. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
• Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

• Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

C. Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

D. Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

E. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Minggu, 03 Januari 2010

fungsional pada suatu pendidikan

Fungsional intitusi pendidikan dan staff tersebut

Fungsi dari intitusi pendidikan adalah mengajar pendidikan dan memajukan ilmu dalam bidang pendidikan baik untuk negara dan untuk dirinya sendiri. dengan adanya staff anggota pendidikan berarti sudah pasti adanya organisasi yang bergerak dalam pendidikan tersebut aktifitas – aktifitas yang berhubungan dengan pendidikan akan dianulir dan di susun secara rapi dan yang memenggang penuh tersebut anggota tersebut karena sangat berperan serta melaksanakan peng aktifitasan yang berubungan pendidikan , tetapi secara kesulurahan staff yang melaksanakan peran serta melakukan pendidikan akan secara bertahap pelaksanaan anggotannya tersebut akan berperan penting juga.

Secara dasar intitusi artinya bidang pendidikan yang bergerak dengan 1 bidang yang terperdalam itu-itu saja berarti dalam intitusi pendidikan bergerak dalam pendidikan saja, tahap – tahap melakukan tersebut sangat ada jangka yang berkaitan dengan materi pendidikan tersebut melaksanakan tidak boleh asal – asalan karena tidak baik melakukan pendidikan yang salah takutnya akan dibawa samapain masa depan dan akan terjadi kesalahan pahaman dalam pengartian pendidkan tersebut, proses memang tidak hanya sebentar butuh waktu lama tetapi mendapatkan amal ibadah juga dalam melaksanakannya. organisasi yang berkaitan organisasi ini bisa melakukan pemandirian murid atau mahasiswanya. Staff pengajar juga harus bisa mengajarkan lebih baik dalam peran serta pendidikan. oraganisasi yang di kelolah terkadang mendapatkan kebuntuan karena kurangnya murid atau maasiswa untuk melaksanakan pendidikan tersebut.

Faktor kemiskinan dalam negara yang membuat susahnya berkembang pendidikan negara tersebut sangat tidak ektis bila yang pintar yang punya uang untuk pendidikan saja sebaiknya ini harus diperhatikan pemerintah yang mempunyai organisasi tertinggi dalam pengembangan negara tersebut pengembangannya harus dilakukan secara hati – hati, pendidikan sangat penting untuk diperhatikan oleh negara bahkan orang orangnya yang bisa dikatakan mampu atau lebihan sayang tidak ada faktor kurang dikasihi dan memilih milih untuk membantu orang. faktor masa depan mau dibawa kemana organisasi intitusi sangat bertanggung jawab anggotanyanya, organisasi ini berkaitan dengan pembelajaran skala atau pembelajaran berjangkan maksudnya seperti perkuliahn S1 punya jangka berkala 4 tahun harus selesai bila belum selesai salah anggotanya juga kenapa kurang diperhatikan pembelajaran sendirinya.

kemalasaan adalah racun buat siswa dan mahasiswa faktor yang menunda junjangan pendidikan tersebut dan ini harus dihilangkan dalam diri masing masing tersebut karena perusakan pendidikan secara individual, sendiri bahkan bisa berdampak penyebaran langsung ini jelek untuk kemajuan ilmu tersebut karena sanagt tidak baik kalo dibiarkan bahkan susah lulus atau tinggal kelas adalah akhir dari kebodohan yang di mulai dari kemalasan.

Harus dibiasakan hidup rajin dalam pendidikan tersebut karena sangat baik untuk diri sendiri maupun oranglain nanti bila kedepannya harus bisa melaksanakan lebih baik lagi, dari sebelumnya seharusnya fasilitas pendidikan harus bisa lebih di tonjolkan lebih agar menarik anggota pendidikan lebih banyak dan lebih baik melaksanakan tugas tugas.

Credit : Google + Wordprees

keburukan struktur organisasi garis

Dalam hal ini yang menjadi dasar organisasi dalam suatu institusi pendidikan adalah pembagian kekuasaan dan tanggung jawab (responsibility). Jadi yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah mewujudkan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan yang dimaksud dari organisasi itu adalah: “menciptakan suatu struktur dan bagian-bagian yang terintegrasi yang saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainya”.

Bentuk struktur organisasi fungsional dan lini di bidang pendidikan

Struktur Organisasi Garis.

Struktur organisasi ini mengenal suatu komando, sehingga tiap-tiap pekerjaan dalam organisasi hanya mengenal satu pemimpin. Dengan demikian ketegasan dalam perintah dan disiplin lebih terjamin.

Struktur Organisasi Fungsional.

Struktur ini memanfaatkan tenaga ahli di dalam bidang khusus semaksimal mungkin, sehingga seorang pekerja dapat saja diperintah oleh lebih dari satu atasan sesuai dengan keahliannya.

Struktur Organisasi Staff.

Struktur ini adalah perpaduan antara struktur organisasi garis dengan struktur organisasi fungsional dengan bantuan staff. Staff adalah tenaga ahli yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasehat sesuai dengan keahliannya.

Keburukan Struktur Organisasi Garis/Staff dan Fungsional pada suatu Institusi Pendidikan :

1.Tidak bisanya membentuk kerjasama dengan anggota lain yang mempunyai kemampuan / skills yang berbeda-beda.

2. Menimbulkan tirani minoritas

3. Koordinasi sulit dilaksanakan

Organisasi dalam bentuk staff hanya mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan.Berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah.

Keburukan Organisasi Garis:

  • Tugas Pokok orang-orang sering dinomor duakan.Kurangnya seorang pimpinan perusahaan yang cakap dan berpengetahuan luas.
  • Adanya kecenderungan seorang pimpinan untuk bertindak otoriter/diktator.
  • Persaingan tidak sehat antara pejabat satu dengan pejabat yang lain.
  • Dalam pengembangan suatu bawahan kurang mendapat perhatian, karena mereka tidak pernah di ikutsertakan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.


Organisasi dalam bentuk fungsional Organisasi fungsional adalah bentuk organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Setiap kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya. Pada tipe organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada "spesialisasi" yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas/pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya. F. W. Taylor yang menciptakan organisasi fungsional ini.

Adapun ciri-ciri tipe ini adalah sebagai berikut:
1) Dapat dibedakan pembidangan tugas secara tegas dan jelas.
2) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.

3) Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.

4) Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.

5) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.

Keuntungan dari organisasi dalam bentuk fungsional adalah:
1) Adanya pembagian tugas antara kerja pikir (mental) dan fisik,
2) Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik.
3) Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama tinggi.
4) Moral serta disiplin keija yang tinggi.

5) Koordinasi antara orang-orang yang ada daiam satu fungsi mudah dijalankan.

Keburukan dari organisasi bentuk fungsional adalah:

1) Insiatif perseorangan sering tertekan karena sudah dibatasi pada satu fungsi.

2) Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang saja.

3) Koordinasi yang sifatnya menyeluruh sulit diadakan karena orang-orang yang bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsinya saja.

Credit : Google